Program Investasi Calon Pemimpin Masa Depan Indonesia

Jum’at, 6 November 2015. Dentang jam menunjukkan pukul 08.00 waktu setempat, delegasi berkumpul di depan clock tower simbol Universitas Kyoto. Kyoto sudah mulai memasuki musim gugur, pohon-pohon yang dirawat apik sudah mulai memerah daunnya.

Universitas Kyoto

Siswa Insantama berkunjung ke universitas Kyoto

Program LKMA SMAIT Instantama Bogor 2015 Swing To Japan ini didukung oleh Badan Wakaf Al Qur’an. Dipandu duet pemandu setia, Mas Arif dan Mas Andik, Delegasi LKMA diajak untuk mengelilingi Kyoto University. Mas Arif adalah Dosen Unpad yang tengah menempuh S3 Pertanian. Beliau juga Presiden Kyoto Muslim Association. Sementara Mas Andik adalah Dosen IPB yang sedang menempuh S3 Mekanisasi Pertanian. Beliau juga orangtua siswa SDIT Insantama Bogor. Keduanya bersama keluarga besar PPI Kyoto telah menjemput kami di Stasiun Kyoto semalam. Kami dibawanya mengunjungi beberapa ikon Kyoto University untuk kemudian meneruskan perjalanan kami untuk ‘menjadi mahasiswa sehari di Kyoto University’. Jeda waktu 30 menit kami manfaatkan sebaik-baiknya untuk evaluasi dan briefing, tak lupa pergantian CoD siswa dan pembina.

Menerima Kuliah yang diberikan oleh Dekan fakultas Pertanian Kyoto University

Setelah itu kami pun resmi menjadi ‘mahasiswa’ graduate school of Agriculture dengan kuliah pengantar yang langsung diberikan Dean (Dekan) Miyagawa Hisashi, Ph.D. Kuliah pertama disampaikan oleh Bapak Naoshi Kondo, PhD. Beliau profesor ilmu pertanian kenamaan. Menyampaikan topik Dunia Pertanian di Jepang Kekinian. Kuliah kedua disampaikan oleh Bapak Tatsuki Shiraiwa, Ph.D, Profesor ilmu pangan tentang Rice Production in Japan. Sungguh, pelajaran yang begitu berharga bagi kami. Bayangkan, Kyoto University sampai harus mengerahkan dua profesornya yang kondang ilmunya di percaturan dunia pertanian internasional hanya untuk menghadapi delegasi LKMA yang masih berstatus siswa SMA. Cara memberikan materi pun profesional, penuh ilmu, seolah berhadapan dengan mahasiswa pascasarjana yang biasa dihadapinya.

Kuliah singkat namun padat ini disajikan dalam Bahasa Inggris. Setelah kuliah singkat tersebut, ada sesi diskusi yang amat hangat. Pertanyaan yang diajukan oleh rekan-rekan kami pun beragam dari persoalan rasa, tekstur beras Jepang yang bulat dan pulen hingga kebijakan pertanian kekinian. Pertanyaan ini pun lugas disampaikan dalam bahasa Inggris dan Jepang. Yap, ada beberapa rekan kami yang memang sudah lumayan fasih berbahasa Jepang, meski belajar otodidak. Hal ini mendapatkan apresiasi luar biasa dari para professor tersebut karena tak menyangka mendapat pertanyaan sekelas mahasiswa.

Tak terasa waktu sholat dhuhur telah masuk. Delegasi ikhwan mendapat izin dari pihak Kyoto University untuk menyulap ruang pertemuan menjadi musholla. Ketua Delegasi kami, Dr. Rimun Wibowo pun didaulat menjadi Khatib dan sekaligus Imam Shalat Jumat. Usai kami shalat, Kak Zaini Mahasiswa Pasca Sarjana Kyoto University yang juga menjadi Ketua PPI Kyoto membuka sesi presentasi kami di hadapan para mahasiswa kelas internasional. Presentasi disajikan rapi dalam dwibahasa Inggris dan Jepang oleh Wafi sebagai perwakilan delegasi. Sesi yang paling menarik adalah ketika para mahasiswa terpukau karena delegasi sudah mendapat pelajaran analisis SWOT sejak dini, sedangkan mereka mendapat pelajaran SWOT saat memulai bekerja di kantor…..

Lanjutkan membaca disini http://goo.gl/qFef1A
Saksikan videonya disini https://goo.gl/B6tnyI